Minggu, 19 Juni 2011

ANALISIS SWOT TERKAIT DENGAN PEMBELAJARAN


ANALISIS  SWOT TERKAIT DENGAN PEMBELAJARAN
 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
DI SDN 09 PPA KOTA SOLOK SUMATERA BARAT
1.      Potensi Yang Ada di SDN 09 PPA Kota Solok
Di kota Solok terdapat lebih kurang 40 Sekolah dasar di bawah naungan Dinas Pendidikan kota Solok. Lima diantaranya adalah SD hibrid. SD 09 adalah salah satu dari SD Hibrid ini. Ada 20 personil yang bertugas disekolah ini yang terdiri dari dari: 1 orang kepala sekolah, 6 orang guru kelas, 4 orang guru Bahasa Inggris, 3 orang guru Bahasa Arab, 2 orang guru Agama, 1 orang guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, 1orang tenaga perpustakaan, 1 orang Tata Usaha, 1orang Penjaga Sekolah.
Di SD Hibrid ini diajarkan tiga mata pelajaran yang tidak diajarkan di SD lain yaitu: Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan Praktek Agama. Dengan adanya ketiga mata pelajaran ini secara otomatis alokasi waktu yang diperlukan juga bertambah, sehingga waktu belajar di SD ini sampai jam 02.15 untuk hari senin sampai hari kamis.
Selain mengajar Bahasa Arab, saya dan teman-teman yang diangkat untuk mengajar Bahasa Arab juga mengajarkan Praktek Agama dan Baca Tulis Al-Qur’an yang sekarang di namakan Pendidikan al-Qur’an (PQ). PQ ini didukung oleh Peraturan Daerah Sumatera Barat, yang menjelaskan bahwa PQ dimasukkan dalam mata pelajaran disekolah sekolah dengan alokasi waktu 2 jam perminggu dan diajarkan oleh alumni Sekolah Tinggi Ilmu Qur’an, Jika belum tersedia bisa diajarkan oleh guru agama.
Di SD 09 materi PQ ini diajarkan oleh guru PAI dan guru Bahasa Arab. SD ini memiliki 6 ruang belajar, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang aula, 1 ruang perpustakaan. Sedangkan untuk shalat berjamaah SD ini menggunakan mushalla milik pribadi salah seorang warga masyarakat yang terletak di depan sekolah.
2.      Kendala-Kendala Yang Dihadapi
Kalau kita perhatikan pada waktu itu baik dalam pengajaran praktek agama dan Pendidikan al-Qur’an ada beberapa kendala yang kita hadapi.Misalnya dalam praktek agama,tentang tata cara berwuduk.  Para peserta didik sudah tahu apa yang harus dilakukan dalam berwuduk secara teori, akan tetapi dalam pelaksanaannya mereka melakukan asal-asalan sehingga anggota tubuh yang harus kena air  tidak basah.
Kemudian dalam praktek shalat, Ketika belajar Praktek Agama telah diajarkan tata cara shalat yang benar baik dari segi bacaan shalat atau tata cara pelaksanaannya. Akan tetapi dalam bacaan shalat ini yang paling susah adalah merubah kebiasaan anak yang sudah terlanjur membaca bacaan yang keliru yang sudah mendarah daging dalam ingatannya.
kemudian dalam tatacara pelaksanaannya meskipun mereka mengerti tatacara shalat yang benar, namun  dalam pelaksanaannya masih banyak siswa yang melaksanakannya dengan berolok-olok. Hal ini biasanya dilakukan oleh mereka yang tergolong pada anak-anak yang nakal yang dengan sengaja menyentuh teman-teman yang ada didekatnya yang pada akhirnya menimbulkan kegaduhan dalam shalat berjamaah.
Dalam pengajaran Pendidikan al-Qur’an pada kelas enam masih ditemukan anak yang belum bisa membedakan  huruf hijaiyyah dengan baik sehingga bila disuruh membaca al-Qur’an ia banyak melakukan kesalahan pada huruf apalagi pada tajwidnya.
Satu hal lagi yang menjadi kendala dalam pembelajaran PAI adalah cara mengajarkan hal-hal yang gaib kepada siswa SD. Hal ini juga menjadi kendala dalam memilih metode yang tepat dan media pembelajaran yang akan digunakan. Kalau kita perhatikan Pendidikan Agama islam ini berorientasi pada tiga kemampuan yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam hal kemampuan kognitif dan psikomotor pelajaran PAI tidak terlalu sulit. Hal ini bisa kita lihat dalam perolehan nilai dari hasil ujian baik tulis maupun praktek siswa-siswa memperoleh nilai yang baik.
Akan tetapi pada kemampuan afektif, atau sikap anak memang sulit diterap secara nyata. Kalau kita perhatikan inilah kegagalan kita akhir-akhir ini, kita tidak mampu merobah tingkah laku anak, bisa jadi ini akibat lingkungannya lebih memberikan pengaruh kepadanya. baik lingkungan keluarganya maupun lingkungan sosialnya.
3.      Peluang Yang Dapat di Lakukan
Terkait dengan pembelajaran Pendidikan al-Qur’an saat ini guru PAI berusaha menambah jam pelajaran PQ bagi kelas 2 selam 1 jam perhari dari hari Senin sampai hari Selasa, Ini mengakibatkan mereka pulang lebih lambat dari SD yang lain, Penambahan jam pelajaran PQ ini bertujuan agar setelah naik kekelas tiga mereka sudah bisa baca al-Qur’an. Secara kontinu setiap hari sebelum memulai pelajaran siswa kelas 3 sampai kelas 6 dibiasakan membaca al-Qur’an bersama-sama .
Untuk menertibkan shalat Zuhur berjamaah di sekolah yang dilaksanakan dari hari senin sampai kamis, seluruh majlis guru dianjurkan untuk shalat berjamaah bersama siswa sesuai dengan prinsip keteladanan. Dan agar bisa mengontrol siswa yang melakukan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan  selama pelaksanaan sholat dibentuk guru piket yang bertugas mengawasi siswa-siswa. Setelah pelaksanaan sholat guru piket ini memberikan peringatan dan hukuman bagi siswa yang tidak melakasanakan shalat dengan benar.
Untuk memantau pelaksanaan shalat siswa dirumah, setiap hari sebelum masuk kekelas masing-masing, guru PAI bersama guru kelas bersalaman dengan siswa sekaligus memantau shalat siswa pada hari sebelumnya, apakah siswa melaksanakan shalat dengan lengkap atau tidak.
Untuk menanamkan prilaku yang baik pada siswa, diadakan santapan rohani yang dilaksanakan setiap hari jum’at dengan penceramahnya guru PAI dan guru Bahasa Arab. Dan membudayakan siswa besalaman dengan guru setiap pagi dan setiap berakhir pelajaran. Dengan pembiasaan  seperti ini diharapkan munculnya prilaku akhlak yang diharapkan.
Secara berkala pada waktu-waktu tertentu diumumkan siswa-siswa yang berhak mendapatkan penghargaan. Misalnya; siswa yang shalatnya tidak pernah luput, yang diketahui lewat pantauan guru setiap pagi kemudian diklarifikasi kepada orang tua yang bersangkutan, atau siswa yang berperilaku baik menurut pandangan majlis guru, atau siswa yang berpakaian rapi. Setelah pelaksanaan puasa ramadhan, diberikan juga penghargaan bagi siswa yang puasa penuh satu bulan untuk kelas 1dan 2.   
4.      Ancaman-Ancaman Yang Akan Terjadi
Tindakan-tindakan ini dilakukan dengan harapan setelah lulus nanti tidak ditemukan lagi siswa yang tidak bisa baca al-Qur’an, seandainya tindakan-tindakan tadi tidak kita laksanakan maka dikhawatirkan ada siswa yang setelah menamatkan pendidikan di SD belum bisa baca al-Qur’an dengan baik. Karena ada diantara siswa yang mengandalkan belajar al-Qur’an hanya di sekolah saja, tanpa menambah pendidikan al-Qu’an di Taman Pendidikan al-Qur’an (TPA) atau  Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA).
Dengan membiasakan siswa membaca al-Qur’an setiap hari diharapkan ini menjadi kebiasaan siswa sampai ia dewasa, sehingga ia merasa  dekat dengan kitab sucinya dan merasa belum lengkap hidupnya kalau satu hari itu dia belum membaca al-Qur’an. Dan sebagai guru kita hanya berharap apa yang kita ajarkan semoga bermanfaat bagi anak didik kita dalam hidupnya.